Majalengka-ReNas
Pergulatan hidup rakyat sekarang ini semakin berat. salah satunya terkait pristiwa perseturuan antara seorang Guru Honorer Aop dengan seorang wali murid Iwan beberapa waktu lalu. pristiwa tersebut di awali gara gara hanya permasalahan sepele, Aof selaku Guru di sekolah tersebut merajia rambut Muridnya Tomi Himawan yang masih duduk di kelas III di sekolah SDN 5 Panjalin Kdul,sehingga mengakibatkan Orang Tua Murid tersebut tidak terima, sebagai bentuk solidaritas sesama Guru, Ribuan Guru Guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Majalengka langsung mengepung Gedung DPRD Majalengka, dalam aksinya tersebut meminta pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut, dan meminta DPRD mengawal kasus tersebut hingga tuntas, hingga kini kasus tersebut masih terus menggeliat di Mapolres Majalengka.
Tetapi dalam aksi solidaritas sesama Guru yang tergabung (PGRI) Majalengka, hingga sampe turun ke jalan dan hingga mendatangi DPRD tersebut, di nilai terlalu berlebihan, di karenakan kasus tersebut sudah dalam penangan Polres Majalengka, hal itu di katakan salah satu Ketua Ormas di Majalengka yakni Buah Batu Corps (BBC) Kab. Majalengka Ujang Rasuli Kemarin.
lanjut Ujang bahwa pihaknya selaku Ketua DPD BBC Majalengka merasa prihatin atas perseturuan antara seorang Guru bersama Orang Tua Murid tersebut, kalau memang perseturua ini tidak bisa dengan cara jalan damai, “saya selaku ketua Ormas BBC memberikan atau menyarankan kedua belah pihak agar kasus ini serahkan sepenuhnya ke ranah hukum, karena Jika setiap permasalahan hanya bisa diselesaikan dengan aksi aksi yang tidak terpuji, anarkis maka tidak ada lagi kepastian di negara ini, jangan sampe menjadi pemacu dua hal. Pertama, menimbulkan kesombongan. Ini sangat menjadi energi negatif yang muncul. Rasa bangga berlebihan memacu diri menjadi meremehkan manusia lain, karena keduanya ini masing masing mempuyai ke organisasian, jika ini berlarut akan membuat efek persahabatan yang terabaikan, dan majalengka tidak akan lagi kondusip, karena Egoisme bisa memunculkan peristiwa yang tidak diduga. Kerusuhan dan letupan konflik adalah akibat dari ini semuanya, oleh karena itu saya minta kasus ini serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib, saya yakin pihak penegak hukum bisa bekerja secara propesional,” tegasnya.
Mari “kita jaga demokrasi yang sedang tumbuh dan berkembang di Republik ini dengan sebaik-baiknya, jangan nodai demokrasi dengan aksi-aksi yang dapat melukai makna dari arti sebuah demokrasi, dan sayah minta kepada semua pihak dimana masalah yang sudah menyangkut hukum, di harapkan serahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib (Yudikatip), dan pihak (Yudikatip) di harapkan agar menyelesaikan ranah hukum secara professional,” Ujang menambahkan bahwa, Demokrasi itu Indah, Demokrasi itu Damai, Demokrasi itu salah satu bentuk penghormatan terhadap perbedaan pendapat, Jangan kau nodai dengan kekerasan, sikap anarkis dan memaksakan suatu kehendak, karena segala sesuatu permasalahan bisa di selesaikan dengan Musyawarah dan Mupakat, jadikan demokrasi sebagai sarana untuk menemukan solusi yang tepat dari suatu masalah dan bukan untuk mempertajam masalah yang ada. “Kita dukung dan cintai kebebasan HAM dan demokrasi. Tapi satu hal, demokrasi itu berkahlak, taat pranata, demokrasi tentu yang kita kehendaki bukan menjadi lautan fitnah, tetapi tetap menghormati kritik dan masukan dari berbagai pihak, karena hal itu justru memberikan dorongan pada eksekutor untuk bekerja lebih baik. Sehingga tercipta demokrasi yang sehat, demokrasi menjadi sangat penting dengan menjunjung tata krama dan etika, itu harus didukung keterbukaan dan saling menghormati dari sisi manapun. (jac)